Ayo kita bermain teka-teki atau
tebak tebakan, menurutmu apakah UKT Uang Kuliah Tunggal itu Uang Kuliah Tinggi ? ada baiknya kita
awali dengan pertanyaan, apa tolak ukur Uang kuliah dapat dikatakan murah atau
mahal ? dari sini bisa kita ketahui apakah UKT adalah Uang Kuliah Tinggi, dan apa
ukurannya.
Mahal atau murah biasanya
digunakan didalam dunia jual-beli atau dunia bisnis/perdagangan (jasa maupun
barang), tapi kali ini kita pakai dalam konteks uang kuliah di dunia pendidikan
tinggi. Bukan hendak membatalkan pertanyaan kedua diatas, hanya coba mengusik
cara pikir apakah pendidikan bisa dijebloskan
kedalam logika mahal-murah seperti perdagangan ? Sebab sering banyak ungkapan :
“udah, kita atau kamu nggak usah macam-macam
protes UKT, harusnya malah bersyukur kuliah di Unsoed jauh lebih murah
dibanding kuliah di Universitas lainnya.” Nah cara pikir seperti ini nih
yang menginspirasi tebak-tebakan rumit perihal UKT.
Kita coba masukkan cara pikir
seperti orang berdagang, ada pedagang/penjual dan ada pembeli/konsumen. Andai
dianalogikan uang kuliah itu bisa dikatakan murah atau mahal berdasar pada apa
yang dibayarkan sesuai dengan apa yang didapatkan bagaimana jadinya ?.
semisal ada yang ngedumel :
‘’ah ini uang
kuliah mahal betul, udah bayar sekian juta fasilitasnya gini-gini doang,
perpustakaan bukunya nggak lengkap, kelas sesak karena saking banyaknya
mahasiswa dan ruangan yang sempit, laboratorium tak layak pakai dan tidak
mendapatkan bahan ajar/diktat yang menunjang kegiatan belajar serta lain
sebagainya.”
Pandangan macam itu bagus untuk
menerjemahkan kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang tidak layak, namun
bagaimana kalau dibalas oleh rektor unsoed sebagai pengambil kebijakan
(pedagang/penjual) :
“yasudah terima
saja dan bersyukur, kalau tidak yaa uang kuliah mesti dinaikkan agar fasilitas
lebih baik, bagaimana ? sebab butuh uang untuk memenuhi fasilitas seperti itu”
Kalau ikut cara pandang seperti
ini, jawaban ‘ya’ berarti uang kuliah akan naik dengan dalih perbaikan dan
pemenuhan fasilitas, jawaban ‘tidak’ berarti terimalah fasilitas seadanya
karena yang menjadi patokan adalah harga untuk apa yang kita dapat dan
penjual yang menentukan. Tapi bisa saja kita mengeluarkan dalil balasan, kalau
begitu seharusnya ada perlindungan konsumen dong, kan ada kerugian subyektif
yang ditimbulkan karena fasilitas tidak “sesuai” dengan apa yang konsumen bayar
terlebih ini adalah bentuk perdagangan yang tidak sehat, karena hanya penjual
yang menentukan atas harga dan barang yang didapat pembeli.
Bolehlah kita bersandar pada
“kesesuaian”, namun dimana ukurannya dan bagaimana dapat dikatakan uang yang
diberikan sesuai dengan fasilitas yang didapatkan, kalau didunia perdagangan
biasanya hal semacam ini bersandar pada perjanjian antara penjual dengan
pembeli, tapi apakah pada saat bayar kuliah ada perjanjiannya ? misalnya bayar
sejuta maka kamu akan dapat fasilitas A,B,C dan D, bayar setengah juta rupiah
maka hanya dapat fasilitas A dan B. kalau seperti itu baru terlihat jelas
“sesuai” dan tidaknya antara apa yang kita bayar dengan yang kita dapat.
Lantas lanjutan dari mengikuti
cara pikir diatas berarti orang yang tak punya uang tak dapat mengakses
pendidikan tinggi. Padahal kalau kita mengacu pada pembukaan UUD 1945,
cita-cita dibentuknya Negara Indonesia itu “untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa” artinya kecerdasan itu harusnya jadi hak
setiap orang, karena menunjuk pada ‘bangsa’ dan diperjelas lagi didalam
beberapa pasal atau batang tubuh UUD 1945 didalamnya, misalnya dalam pasal 31
ayat 1 bunyinya begini “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Setiap
warga negara loh yaa, ingat ‘setiap’ bukan menunjuk pada dia/aku/kamu saja tapi
seluruh dan berarti nggak boleh ada diskriminasi baik dia miskin atau kaya,
bodoh atau pintar, ganteng atau tidak, lucu atau jayus, cantik atau
sedang-sedang saja tapi ‘setiap’ yang berarti semua. Nah kalau sudah begini
harusnya akses untuk kuliah dipermudah dong. Kalau uang kuliah tiap tahunnya
naik dan tidak bisa dijangkau berarti udah nggak sesuai sama apa yang ada di
UUD 1945 yaa karena nggak accesable
banget.

Posting Komentar