Coretan di dinding membuat resah,
Resah hati pencoret mungkin ingin tampil,
Tapi lebih resah pembaca coretannya,
Sebab coretan dinding adalah pemberontakan…
(Coretan Dinding – Iwan Fals)
![]() |
| foto :cahunsoed |
![]() |
| Foto : Cahunsoed |
![]() |
| Foto : Cahunsoed |
Sama halnya yang terjadi di Unsoed, UKT menjadi momok yang
memperihatinkan bagi mahasiswa Unsoed. Perkembangan terakhir adalah dinaikannya
UKT oleh pihak universitas untuk mahasiswa tahun 2016. Ketidakpuasan mahasiswa
pun belum selesai sampai disini, penarikan uang pangkal menjadi wabah virus bagi
mahasiswa baru di Unsoed. Beban mahasiswa kian membesar dengan akan adanya
penarikan uang pangkal. Mahasiswa pun dijadikan sapi perah yang diperas untuk
penghasilan yang strategis bagi pihak universitas. Dengan adanya hal itu,
mahasiswa tidak tinggal diam. Audiensi terus menerus dilakukan di tiap-tiap
fakultas dengan analisis yang ditawarkan. Tidak ada perkembangan sama sekali
dengan adanya audiensi yang dilakukan di fakultas. hingga akhirnya mahasiswa
melakukan audiensi langsung di Rektorat pada 20 Mei 2016. Setelah itu, tidak
juga ditemui titik terang dan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada di
Unsoed. Berbagai hal pun dilakukan untuk terus mengawal setiap bentuk kebijakan
yang di keluarkan kampus, seperti pembentukan aliansi mahasiswa di Unsoed yang
terdiri dari BEM, Pers Mahasiswa, UKM, HMJ, Ormass mahasiswa dan supporter
olahraga kampus.
Ketika audiensi tidak menemui hasil, branding kampus pun
dilakukan dengan berbagai tulisan yang dipampang di tiap dinding dan sudut
kampus. Hal ini menjadikan kampus semakin dinamis dan hak-hak mahasiswa dapat
disuarakan. Poster-poster tersebar luas di tiap kampus. Tulisan-tulisan
ketidakpuasan pun mengepung setiap dinding yang berdiri congkak. Tidak lama hari
bergulir, Poster-poster yang tertempel, spanduk-spanduk yang terbentang di
kampus membuat pihak universitas mengambil sikap yang anti demokrasi. Sikap anti
demokrasi pun di tunjukkan dengan dibersihkannya spanduk dan poster yang
tertempel. Seperti yang ada di kampus ilmu budaya, mahasiswa menempelkan poster
serta spanduk pada dini hari (09/06/2016) sebelum waktu sahur datang. Tidak
lama, pada pagi hari ketika mahasiswa beraktifitas di kampus tulisan-tulisan pun
sudah di bersihkan oleh pihak kampus. Hal ini menunjukkan kampus yang anti
demokrasi. Tidak jauh berbeda ketika orde baru bercokol. Suara-suara rakyat yang
menuntut haknya terus dibungkam terdiam.
Melihat kondisi kampus yang sedang tidak baik-baik saja,
membuat mahasiswa perlu tergugah untuk terus berbenah. Seperti yang mendengung
di beberapa kampus di Indonesia waktu dekat ini, saatnya menggelorakan semangat
revolusi pendidikan. Sudah banyak bukti konkrit yang terjadi, pencerabutan hak
hak mahasiswa terus berlangsung. Apakah kita akan diam mematung ?. Gerakan di
kampus-kampus di luar Unsoed harus menjadi rangsangan bagi mahasiswa Unsoed
untuk bangkit melawan.
Ihbar Mursalin
Mahasiswa Ilmu Politik 2014
Divisi Pelayanan Rakyat FMN Ranting Unsoed



Posting Komentar