BREAKING NEWS

Kamis, Juni 09, 2016

Mahasiswa UNSOED Bergejolak Tolak Uang Pangkal Dan Kenaikan UKT

Coretan di dinding membuat resah,
Resah hati pencoret mungkin ingin tampil,
Tapi lebih resah pembaca coretannya,
Sebab coretan dinding adalah pemberontakan…
(Coretan Dinding – Iwan Fals)


foto :cahunsoed
Foto : Cahunsoed

Foto : Cahunsoed
Jika kita melihat akhir-akhir ini, mahasiswa di berbagai Universitas sudah menunjukkan taringnya sebagai bentuk keprihatinan terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Adanya aksi yang dilakukan mahasiswa membuktikan bahwa universitas sedang tidak baik- baik saja. Seperti aksi yang dilakukan mahasiswa UGM, UNDIP, UNJ dan universitas lainnya. Isu dan persolan yang diangkat pun hampir sama yaitu ketidakpuasan dengan adanya sistem pembayaran UKT di universitas.

Sama halnya yang terjadi di Unsoed, UKT menjadi momok yang memperihatinkan bagi mahasiswa Unsoed. Perkembangan terakhir adalah dinaikannya UKT oleh pihak universitas untuk mahasiswa tahun 2016. Ketidakpuasan mahasiswa pun belum selesai sampai disini, penarikan uang pangkal menjadi wabah virus bagi mahasiswa baru di Unsoed. Beban mahasiswa kian membesar dengan akan adanya penarikan uang pangkal. Mahasiswa pun dijadikan sapi perah yang diperas untuk penghasilan yang strategis bagi pihak universitas. Dengan adanya hal itu, mahasiswa tidak tinggal diam. Audiensi terus menerus dilakukan di tiap-tiap fakultas dengan analisis yang ditawarkan. Tidak ada perkembangan sama sekali dengan adanya audiensi yang dilakukan di fakultas. hingga akhirnya mahasiswa melakukan audiensi langsung di Rektorat pada 20 Mei 2016. Setelah itu, tidak juga ditemui titik terang dan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada di Unsoed. Berbagai hal pun dilakukan untuk terus mengawal setiap bentuk kebijakan yang di keluarkan kampus, seperti pembentukan aliansi mahasiswa di Unsoed yang terdiri dari BEM, Pers Mahasiswa, UKM, HMJ, Ormass mahasiswa dan supporter olahraga kampus.

Ketika audiensi tidak menemui hasil, branding kampus pun dilakukan dengan berbagai tulisan yang dipampang di tiap dinding dan sudut kampus. Hal ini menjadikan kampus semakin dinamis dan hak-hak mahasiswa dapat disuarakan. Poster-poster tersebar luas di tiap kampus. Tulisan-tulisan ketidakpuasan pun mengepung setiap dinding yang berdiri congkak. Tidak lama hari bergulir, Poster-poster yang tertempel, spanduk-spanduk yang terbentang di kampus membuat pihak universitas mengambil sikap yang anti demokrasi. Sikap anti demokrasi pun di tunjukkan dengan dibersihkannya spanduk dan poster yang tertempel. Seperti yang ada di kampus ilmu budaya, mahasiswa menempelkan poster serta spanduk pada dini hari (09/06/2016) sebelum waktu sahur datang. Tidak lama, pada pagi hari ketika mahasiswa beraktifitas di kampus tulisan-tulisan pun sudah di bersihkan oleh pihak kampus. Hal ini menunjukkan kampus yang anti demokrasi. Tidak jauh berbeda ketika orde baru bercokol. Suara-suara rakyat yang menuntut haknya terus dibungkam terdiam.

Melihat kondisi kampus yang sedang tidak baik-baik saja, membuat mahasiswa perlu tergugah untuk terus berbenah. Seperti yang mendengung di beberapa kampus di Indonesia waktu dekat ini, saatnya menggelorakan semangat revolusi pendidikan. Sudah banyak bukti konkrit yang terjadi, pencerabutan hak hak mahasiswa terus berlangsung. Apakah kita akan diam mematung ?. Gerakan di kampus-kampus di luar Unsoed harus menjadi rangsangan bagi mahasiswa Unsoed untuk bangkit melawan.

Ihbar Mursalin
Mahasiswa Ilmu Politik 2014
Divisi Pelayanan Rakyat FMN Ranting Unsoed

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates