BREAKING NEWS

Senin, Oktober 12, 2015

1 TAHUN KEPEMIMPINAN JOKOWI-JK “Setahun Jokowi-JK, yakin Pro Rakyat?”


Hampir setahun sudah rezim Jokowi-JK telah memerintah negeri ini. Dalam satu tahun pemerintahannya ini rezim jokowi-Jk yang ‘katanya’ pro rakyat ternyata banyak menyimpan pilu dan permaslaahan-permasalahan yang dampaknya sangat menindas rakyat. Jokowi yang disebut sebagai presidennya ‘wong cilik’ pada saat pertama kemunculannya dan digadang-gadang sebagai presiden yang akan membawa perubahan besar pada bangsa ini, akan tetapi hari ini malah banyak membuat kebijakan-kebijakan sangat bertentangan dengan kepentingan rakyat. Kebijakan-kebijakan yang diambilnya tersebut-pun memunculkan banyak masalah-masalah bagi rakyat, dan kebijakan tersebut-pun akhirnya semakin menjelaskan bahwa dirinya adalah rezim yang sangat anti terhadap rakyat.
Masalah-masalah seperti perampasan tanah yang sangat marak terjadi, serta pembangunan infrastruktur yang bukan berpihak pada rakyat terus bermunculan. Perampasan-perampasan tanah yang dilakukan oleh rezim Jokowi-JK bahkan hingga detik ini masih terus berlangsung.
Pada awal kampanye ketika pemilihan presiden salah satu program jokowi adalah melakuakn program kepemilikan tanah pertanian kepada 4,5 juta kepala keluarga[1], yang seakan program tersebut memberikan sedikit cahaya akan adanya reforma agraria untuk rakyat. Namun program tersebut hingga kini hanyalah isapan jempol belaka yang sudah tidak terdengar sama sekali. Bahkan bukannya membagi tanah pada para petani, rezim jokowi-jk malah  ‘merampas’ tanah dari para petani.  Sebut saja kasus konflik agraria seperti Blora yang merampas tanah rakyat guna pembangunan pabrik semen, Marauke sebagai tempat lumbung pangan dunia yang merampas tanah rakyat marauke sebanyak  2,8 juta Ha, Urut Sewu tentang perampasan tanah yang dilakukan TNI-AD, Kulon Progo dengan kasus Perampasan tanah guna pembangunan Bandara Internasional yang merampas tanah rakyat seluas 650 Ha, hingga Darmakradenan dengan kasus perampasan tanah oleh PT. Rumpun Sari Antan dan kinipun telah dimasuki PT Semen Bima yang akan melakukan perampasan tanah di daerah tersebut juga. . Konflik-konflik agraria tersebut hanyalah sebagian kecil dari banyaknya konflik agraria yang terjadi di Indonesia. Bahkan sepanjang pemerintahan jokowi-Jk saja tercatat telah terjadi sekitar 26 konflik agraria di negeri ini. Kemudian, konflik-konflik tersebut juga berujung pada kekerasan dan tindakan fasisme yang dilakukan oleh Rezim Jokowi-JK. Berdasarkan data kekerasan yang dialami kaum tani yang berhasil dihimpun AGRA semasa Jokowi ini, setidaknya telah menangkap 89 kaum tani, 52 kaum tani mengalami kriminalisasi, mengalami kekerasan fisik 25 orang dan 4 orang petani mati dibunuh. Terakhir adalah kematian 1 orang kaum tani bernama Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur beserta 1 orang temannya yang sedang kritis.
 Tak hanya perampasan tanah, rezim jokowi Jk juga nyatanya telah ‘mengilusi’ rakyat Indonesia dengan cara yang sangat picik. Rezim jokowi-JK telah membangun infrastruktur-infrastruktur yang pada dalihnya adalah pembangunan untuk rakyat. Pembangunan-pembangunan seperti pembuatan jalan- jalan baru, pembangunan waduk, pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru, hingga pembuatan dan aktifisasi rel-rel kreta api kini marak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Pada tahun 2015 ini saja salah satu prioritas rezim Jokowi-JK  adalah pembangunan-pembangunan infrastruktur seperti kilang minyak di Bontang, Jalan Tol Samarinda Balik Papan, Empat ruas jalan tol Sumatra yaitu Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Pekanbaru- Dumai, dan Bekauhuni-Tebanggi Besar. kemudian PLTU Batang dan Pengairan Waduk Jatigede. Sementara itu untuk program 5 tahun kedepan yaitu tahun 2015-2019, rezim Jokowi-JK akan menggenjot pembangunan yang sangat besar seperti : membuka 2650 Km jalan baru, membangun 1000 Km Jalan Tol, Pembangunan jalur Kereta Api di Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan sepanjang 3.258 Km, pembangunan Pelabuhan Penyebrangan di 60 Lokasi, Pembangunan 15 Bandara Baru, Pembangunan 24 Pelabuhan baru dan Pembangunan BRT di 29 kota[2]. Pembangunan-pembangunan teresebut seakan ditujukan untuk rakyatnya oleh rezim jokowi Jk hari ini, akan tetapi hal tersebut sungguh sangat naif apabila pembangunan tersebut dikatakan diorientasikan untuk rakyatnya.
Pembangunan-pembangunan infrastruktur yang rezim Jokowi-JK gencar lakukan hari ini adalah salah satu program guna menunjang mega proyek MP3EI. MP3EI sendiri adalah program percepatan pembangunan di Indonesia, yang notabene sangat bertolak belakang dengan kepentingan rakyat. Ya, program tersebut nyatanya adalah program yang menunjang perusahaan-perusahaan asing untuk masuk ke Indonesia guna menanamkan modalnya di negeri ini. Bayangkan saja, ketika pembangunan-pembangunan jalan dan pelabiuhan serta infrastruktur-infrastruktur lainnya berjalan lancar, maka para investor-investor akan sangat tertarik untuk menanamkan modalnya di negeri ini. Selain itu, ketika infrastruktur-infrasturuktur terbangun dengan baik maka akan sangat memudahkan para investor-investor untuk terus mengeruk kekayaan di Negeri ini. Infrastruktur-infrastruktur yang baik akan sangat diusahakan oleh para pemodal sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi merekapun akan sangat termudahkan. Berikut beberapa keuntungan adanya fasilitas infrastruktur bagi para investor
KAPET
(Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu)
KEK
(Kawasan Ekonomi Khusus)
KPBPB
(Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas)
i. Meningkatnya konektivitas anatar pusat  dengan wilayah sentra produksi bahan baku
ii. Tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan, energi, dan telekomunikasi
iii. Tersedianya lahan untuk pengembangan terminal logistik dan sentra industri pangan, perkebunan, perikanan yang siap kelola
i. tersedianya kawasan sebagai pusat kegiatan industri bernilai tambah tinggi
ii. Meningkatnya jumlah KEK dari 8 menjadi 11 kawasan pada tahun 2019
iii. Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan kawasan maupun distribusi barang ke luar kawasan
iv. tersedianya lahan untuk pengembangan kawasan industri pengelolaan, jasa, dan pariwisata yang siap untuk dikelola
v. Meningkatknya nilai investasi di dalam kawasan.
i. Terwujudnya kawasan perdangangan bebas dan pelabuhan bebas sebagai pusat kegiatan industri manufaktur, pariwisata, dan perdagangan
ii. Terwujudnya iklim investasi yang kondusif
iii. terselesaikannya status holding zone dan penyendiaan lahan untuk pengembangan industri manufaktur, pariwisata dan perdagangan bebas.
Sumber: Diolah dari RPJMN 2015-2019 Buku II.
Tabel diatas semakin menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh rezim Jokowi-Jk bukanlah diorientasikan untuk kepentingan rakyat, akan tetapi lebih diorientasikan kepada kepentingan para pemodal. Hal tersebut juga dikuatkan dengan temuan bahwa biaya pembangunan Infrasturuktur yang gencar Jokowi-JK lakukan adalah kebanyakan didanai oleh perusahaan asing. Program MP3EI misalnya sebagai program induk pembangunan infrastruktur di Indonesia dana pembiayaannya adalah 30 : 70, 30 didanai oleh Negara melalui APBN dan 70 sisanya adalah didanai oleh Asing. Pembagian pembiayaan tersebut sungguh sangat aneh memang apabila kita lihat sekilas mata, apalagi ketika hal tersebut kita kira untuk pembangunan bagi rakyat, akan tetapi seperti telah disebutkan diatas jika pembangunan tersebut nyatanya akan jauh lebih menguntungkan para pemodal sehingga sangat wajar apabila pembiayaannya sangat besar ditopang oleh perusahaan asing tersebut. Namun perlu digaris bawahi juga, pembiayaan yang ditopang oleh perusahaan asing adalah berupa ‘pinjaman’, sehingga  pada akhirnya Negara akan tetap membayarnya dan rakyat jugalah yang selanjutnya akan menanggung utang tersebut.
Pembangunan yang ditujukan untuk para pemodal asing masuk ke Indonesia tersebutpun sungguh sangat miris, seakan tak pernah belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah terus-terusan memanjakan para pemodal untuk mengeruk kekayaannya di negeri ini. Sebut saja PT. Freeport yang telah beroperasi hamper selama setengah abad di negeri ini yang mana hasilnya sama sekali tidak menguntungkan bagi rakyat Indonesia. Padahal PT. Freeport di papua adalah gunung emas yang sangat besar dan sangat memberikan keuntungan bagi yang mengolahnya. Akan tetapi Indonesia bahkan hanya mendapat 1% dari keuntungan gunung emasnya tersebut[3]. Hal tersebut seakan tidak pernah menjadi bahan instropeksi bangsa ini, dimana setiap pemimpin selalu mempersilahkan dan bahkan memanjakan perusahaan asing masuk ke Indonesia dengan mudah.
Hal itupun sungguh sangat disayangkan, karena dalam dasar Negara kita yaitu UUD 1945 pasal 33 telah disebutkan bahwa kekayaan dan sumber daya Negara adalah diorioentasikan untuk kepentingan rakyatnya. Namun yang terjadi adalah kekayaan negera diorientasikan untuk kepentingan asing dan rakyat negeri ini cukup menelan ludah saja. Ditambah lagi apabila kita ingat semboyan salah satu actor kemerdekaan negeri ini yaitu soekarno, dia mengatakan  “ Go To hell with Your Aid” atau pergilah keneraka bantuan internasional, yang menjelaskan bahwa bangsa ini dulu adalah anti terhadap bantuan internasional dan merupakan bangsa yang mampu berdiri sendiri. Namun rezim hari ini sangat jauh berbeda, dahulu bangsa ini anti perusahaan asing, akan tetapi hari ini bangsa ini malah kegandrungan perusahaan asing.
Keterhambaan rezim hari ini terhadap asingpun membuat rezim menutup matanya kepada rakyat negeri ini. Seakan tak memperdulikan nasib rakyatnya, rezim Jokowi-JK bahkan dengan sangat gencar melakukan dan melegitimasi program-program yang anti rakyat seperti perampasan tanah guna pembangunan infrastruktur-infrastruktur yang bukan ditujukan untuk rakyatnya. Bahkan untuk melegitimasi perampasan tanah yang dilakukannya rezim jokowi JK membuat kebijakan Perpres no 30 tahun 2015 yang merupakan pendudkung dari UU no 2 tahun 2012 mengenai lahan untuk kepentingan umum. Kebijakan tersebutpun seakan menjadi dalih ‘penghalalan’ perampasan tanah yang dilakukan rezim jokowi Jk hari ini.
Tak hanya berhenti disitu, rezim jokowi Jk untuk melaksanakan program-programnya yang anti rakyat bahkan tidak segan-segan untuk melakukan tindakan represifitas kepada rakyatnya yang semakin menunjukan watak fasis dirinya. Demi menjaga kelancaran programnya bahkan rezim jokowi-Jk dengan sangat mudahnya menurunkan militer guna mengawal perampasan-perampasan tanah yang dilakukannya itu. Ironis memang, militer yang harusnya menjadi pelindung rakyat akan tetapi kini bahkan malah digunakan untuk melawan rakyat. Bahkan, data yang dihimpun Aliansi Gerakan reforma Agraria (AGRA) mencatat selama rezim jokowi JK memimpin  setidaknya terjadi 89 penangkapan kepada kaum tani, 52 orang mengalami kriminalisasi, 25 orang mengalami kekrasan fisik dan 4 orang petani mati dibunuh.
 Masalah-masalah diatas adalah sedikit gambaran masalah yang terjadi dibawah rezim Jokowi-Jk selama menjabat 1 tahun kepemimpinannya. Dari sedikit penjabaran diatas terlihatlah bahwa rezim Jokowi JK yang katanya pro rakyat ternyata adalah rezim yang sangat anti kepada rakyat. Bahkan rezim Jokowi JK nyatanya lebih memihak terhadap para perusahaan asing dibanding rakyatnya sendiri.
Rakyat-pun dibuat semakin menderita dengan kebijakan-kebijakan seperti diatas yang anti terhadap kesejahteraan rakyat dan hanya diorientasikan sebagai dalih pengembangan ekonomi nasional yang padahal adalah untuk melancarkan pembangunan-pembangunan dalam skala MP3EI yang pastinya sebagai wujud pengabdiannya kepada Imperialisme AS.
 JOKOWI-JK REZIM ANTI RAKYAT, JOKOWI JK BONEKA AMERIKA!!! SALAM DEMOKRASI !!!

Penulis:
Deni Setiawan
(Kepala Departement Organisasi FMN Cabang Purwokerto)




Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates