BREAKING NEWS

Rabu, Juli 15, 2015

Mengutuk dan Mengecam Tindakan Represif Satpol PP terhadap Pedagang Kaki Lima di Alun-Alun Purwokerto


Salam Demokrasi !
Tepat dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, Bupati Banyumas melalui Satpol PP nya melakukan tindakan represif, yaitu melakukan penggusuran secara paksa terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang sedang berjualan di sekitar Alun-alun Purwokerto. Tindakan keji dan amoral ini dilakukan sekitar pukul 19:00, setelah adzan Maghrib berkumandang di kota Banyumas. Menurut Ibu Lusi, salah seorang PKL di Alun-alun Purwokerto, sekitar pukul 19:00 sekitar 15 orang Satpol PP dengan sewenang-wenang datang dan memaksa PKL untuk membubarkan diri. “Kata Satpol PP, mereka diperintahkan oleh Bupati Banyumas untuk menggusur para PKL, katanya kita (PKL) melanggar Perda tentang Tata kota, padahal belum ada sosialisasi sebelumnya!,” ujar Bu Lusi. “Kata Bupati, PKL mengganggu keindahan Alun-Alun, apa maksudnya!, kami hanya berusaha memenuhi kebutuhan kami!,tambah Bu Lusi.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri kali ini, rakyat masih tercekik dengan melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. Bahkan, banyak perusahaan di Indonesia yang belum memberikan THR kepada buruh. Ditengah kondisi ini, Bupati Banyumas, Ahmad Husein memerintahkan Satpol PP untuk menggusur para PKL pada tanggal 13 Juli 2015. Lalu pada hari Rabu tanggal 15 Juli 2015, Bupati Husein kembali memerintahkan Satpol PP untuk menggusur para PKL di alun-alun Purwokerto. Bupati menganggap PKL sebagai pengganggu keindahan alun-alun Purwokerto, sehingga PKL dianggap harus disingkirkan. Padahal, kita ketahui bersama bahwa PKL juga terhimpit dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok, sehingga memaksa mereka untuk berjualan. Namun, Bupati Banyumas seakan menutup mata atas realita ini.
Kedatangan Satpol PP menimbulkan keresahan PKL di Alun-alun Purwokerto. Cek-cok antara Satpol PP dan PKL pun tak terhindarkan. Cek-cok ini terjadi akibat PKL berusaha keras mempertahankan hak mereka untuk berjualan. “Kali ini kami tidak mau digusur! Kami ingin tetap berjualan. Hanya inilah yang bisa kami lakukan untuk bertahan hidup,ujar Bu Lusi seusai cek-cok dengan Satpol PP. PKL tetap bersikeras tak mau dibubarkan. Satpol PP akihrnya pergi dari alun-alun dan mengancam akan kembali membubarkan paksa PKL, bila PKL tetap berjualan di sekitar Alun-Alun Puwokerto. Cek-cok antara Satpol PP dan PKL sempat membuat ramai kawasan alun-alun Purwokerto.

Untuk itu, kami Front Mahasiswa Nasional Cabang Purwokerto menyatakan :
1.  Mengutuk dan mengecam tindakan represif Bupati Banyumas melalui tangannya, Satpol PP Banyumas, terhadap Pedagang Kaki Lima di Alun-Alun Purwokerto.
2.  Menuntut Pemerintah Daerah Banyumas memberikan jaminan bagi para Pedagang Kaki Lima di Banyumas untuk berdagang dengan aman.

Jayalah perjuangan massa !

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates