BREAKING NEWS

Senin, Maret 30, 2015

Kenaikan Harga BBM Memberatkan Warga Purwokerto

Affan (32 tahun/Satpam Unsoed)
Purwokerto, Soeara Massa - (28/3) "Kalau bisa, BBM turun lagi," ungkap Pak Afan (32). Pak Afan adalah satpam Unsoed yang mengeluhkan kenaikan harga BBM per 28 April 2015 oleh rejim Jokowi-JK melalui SK Menteri ESDMN No. 2486/K/12/MEM/2015. Gajinya yang tetap, tak mampu menyeimbangkan kenaikan harga BBM yang juga berdampak pada kenaikan harga barang-barang lainnya.

Keluhan lain disampaikan Pak Kardi (46) selaku pedagang bakso. Meskipun ia punya kesempatan untuk menaikkan harga bakso seiring dengan naiknya harga BBM, namun ia memilih untuk tidak menaikkan harga baksonya. Karena ketika harga bakso dinaikkan, tentu berdampak pada daya beli dan kepuasan pembelinya. "Nggak setuju BBM naik, harusnya lebih ditambah subsidinya," usul Pak Kardi.

Rio (22), penjaga konter pulsa di Jl. Gn Muria berpendapat, kenaikan harga BBM membuat pengeluaran menjadi meningkat. "Harusnya BBM turun," ungkap Rio. Perlu diketahui bahwa harga BBM memang terus naik dan hanya beberapa kali turun sejak reformasi yang sempat seharga Rp. 1000,-. 

Di SPBU Pabuaran, tim reporter Soearamassa juga meminta pendapat pada pengguna Premium.  Ian Kurnia (21) "Kenaikan harga BBM berdampak pada kebutuhan ekonomi rakyat ketika BBM naik rakyat pasti bingung untuk mengatur pengeluaran yang semakin hari semakin meningkat" tegas Ian Kurnia (21) Mahasiswa Unsoed

Kenaikan Harga BBM 28 maret 2015 yang dilakukan Pemeritah Jokowi - JK justru memberatkan ekonomi masyarakat tidak terkecuali warga Purwokerto. Kenaikan harga BBM ini bertepatan dengan aktifitas Jokowi-JK berutang sebesar 15 triliun dari Jepang. Hal inilah yang membuat Rezim Jokowi-JK disebut Rezim Anti - Rakyat.

Along
Kiki
Ahmed

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates