BREAKING NEWS

Kamis, Desember 18, 2014

TITIP SALAM UNTUK REKTOR

 
UKT = CACAT HUKUM

Wahai bapak Rektor, mungkin bapak tercengang ketika melihat kaca pintu rektorat pecah dan satpam-satpam tubuhnya bersimbah darah. Tapi bapak tidak tahu kan ada apa dibalik itu semua, mengapa mahasiswa sampai bertindak arogan seperti itu. Jika bapak Rektor mau menemui kami, kami tidak akan seperti itu pak. Kami tak pernah mau bermusuhan dengan alat penjaga bapak, mereka itu teman kami, akan tetapi bapak mengadu domba kami dengan mereka. Malahan anda menyuruh staf ahli untuk menemui kami, untuk apa coba. Bapak Rektor kan sebagai bapak kami di Universitas tapi kami rela menunggu bapak selama 5 (lima) jam, Nihil tak ada reaksi dari bapak.

Kami mau menceritakan untuk menjelaskan kepada mahasiswa yang tidak dapat hadir dalam hal mengajak rektorat untuk audiensi bersama kami membahas UKT yang bermasalah. Berawal dari keresahan mahasiswa baru dan orang tuanya yang meresahkan UKT yang naik levelnya, ada level enam dan level 7 yang sangat memberatkan. Kesadaran inisiatif untuk membuat suatu wadah untuk membahas UKT yang bermasalah pun muncul dari mahasiswa. Terbentuklah SOMASI (Solidaritas Mahasiswa). Seiring berjalannya waktu, SOMASI terus menghimpun seluruh mahasiswa baru untuk membahas UKT. Somasi semakin banyak yang ikut dan semaki besar.

Puncak aksi Somasi di tanggal 17 Desember 2014 hari Rabu tepatnya. Mahasiswa yang tergerak hatinya mulai mengajak teman-temannya sejak pukul 8 pagi. Berkumpul di PKM Unsoed dari berbagai fakultas belakang. Kemudian dari PKM mahasiswa yang sudah berkumpul menjemput mahasiswa kampus yang ada di depan. Beberapa kesulitan terjadi dalam menghimpun barisan aksi, akan tetapi mahasiswa yang sudah berkumpul tadi menjemput temannya yang masih ada di dalam kelas. Selepas itu barisan mulai berangkat menuju ke Rektorat.
Sesampainya di Gedung Rektorat barisan mahasiswa masih berlangsung dalam keadaan kondusif. Barisan mahasiswa masih tetap menunggu Rektor. Satu jam, dua jam, tiga jam bahkan hingga empat jam barisan mahasiswa mulai memanas. Berbagai cara telah dilakukan mulai dari mengirim sms secara baik-baik kepada rektor, dua kali melakukan lobbying terhadap rektor, hingga menunggu diluar Gedung Rektorat. Pihak satpam rektorat mengatakan “sabar mas sabar kita sedang berkoordinasi dengan rektor di atas”. Tapi mahasiswa terus memohon bahwa mahasiswa tidak mau bermusuhan dengan satpam “kami tidak bermusuhan dengan bapak satpam disini, kami hanya ingin bertemu rektor, disini salah rektor yang akan mengadu domba kita pak, kami juga memperjuangkan hak anak bapak juga dalam hal pendidikan pak” kata mahasiswa sambil meneteskan air mata. Disitu satpam tidak dapat menjawab pernyataan dari mahasiswa tersebut. Barisan mahasiswa tahu bahwa rektor tidak mau menemui mahasiswa. Akhirnya koordinator barisan memberikan pilihan “kawan-kawan rektor tidak mau menemui kita, apa yang kita lakukan kawan-kawan?” jawaban massa aksi “masuk!!!!!!!!”. Alasan mendasar kenapa rektor tidak mau turun, koordinator satpam menjawab “karena ada tugas Negara”.  Berarti mahasiswa tidak dianggap sebagai warga Negara.

Aksi menerobos masuk merupakan kesepakatan mahasiswa karena telah jengah menunggu rektor di luar gedung. Barisan mahasiswa mulai merapatkan barisan untuk menerobos masuk untuk menembus barisan satpam. Terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kaca pintu yang pecah dan fasilitas rusak. Dua kubu antara satpam dan mahasiswa berdarah-darah tapi tetap saja rektor tidak mau turun. Salah satu dari anggota barisan mahasiswa yang masuk dan duduk di dalam gedung rektorat. Di dalam ia hanya duduk diam dan ketika ditanyakan satpam ia menjawab hanya ingin bertemu rektor, tapi malah dipukuli. Tapi mahasiswa yang berhasil masuk tidak mempermalasahkan hal itu, malah memaafkan perlakuan jajaran satpam dan tetap menyalahkan rektor. Ketika saat itu malah mahasiswa siap bertanggung jawab mengobati satpam yang terluka. Mahasiswa menginginkan rektor yang turun akan tetapi yang keluar staf ahli hukum dan wakil rektor tiga yang masing-masing bernama Pak Kuat dan Prihananto. Terjadi perdebatan pihak rektorat dan mahasiswa mengenai tuntutan dari mahasiswa dan penjadwalan audiensi. Kolot sekali perdebatan yang terjadi, akan tetapi barisan mahasiswa menginginkan audiensi secepatnya yaitu tanggal 19 Desember 2014 hari Jumat, sekalian solat jumat halaman di gedung rektorat.

Bapak Rektor, kami mahasiswa yang hanya ingin menginginkan cabut pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Unsoed 2014 yang cacat hukum dan kembalikan pengaturannya pada Permendikbud Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri pada Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terapkan UKT pada mahasiswa 2014 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan ekonomi mahasiswa, hapuskan pungutan liar dan kembalikan seluruh uang mahasiswa yang telah di pungut diluar UKT, dan perjelas dan permudah pengaturan dan mekanisme keringanan biaya kuliah. Semua itu demi orang tua kami agar bisa tersenyum lepas saat menguliahkan kami pak dan bapak-bapak satpam mampu menguliahkan anaknya. Bukan mengeluh atau harus berhutang kesana-sini saat pembayaran UKT awal semester pak. Kami sebagai mahasiswa tetap akan memperjuangkan kok pak masalah UKT ini. Bapak Rektor, saat hari Jumat tanggal 19 Desember 2014 mau kan pak menerima kami untuk audiensi, kita sangat keberatan pak dengan UKT kita. Oh iya untuk teman-teman mahasiswa datang ya besok tanggal 18 Desember 2014 jam satu siang untuk membahas audiensi kita. 
#SomasiUnsoed
HIDUP MAHASISWA INDONESIA!!!

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates