BREAKING NEWS

Sabtu, November 15, 2014

Pernyataan Sikap Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed dalam Forum Sambung Rasa Rektorat

Foto : Dokumentasi P.M Achmad
(Anggota FMN & LPM Pro Justitia)
Pernyataan Sikap Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed dalam Forum Sambung Rasa Rektorat


Kami dari Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed menyatakan sikap mengutuk dan mengecam atas tindakan Rektor Universitas Jendral Soedirman dalam forum Sambung Rasa dengan Rektorat di Fakultas Ilmu Budaya. Forum yang bertemakan “Bersama Membangun Unsoed Lebih Baik”, ternyata tidak melibatkan seluruh mahasiswa yang ingin ikut dalam forum tersebut pada tanggal 14 November 2014 di FIB (Ruang B105). Mahasiswa dibatasi hak demokratisnya untuk dapat menyuarakan permasalahan-permasalahannya. Hal tersebut diserukan juga oleh Dekan FISIP UNSOED melalui Surat Undangan, walupun pada akhirnya mahasiswa juga diperbolehkan untuk mengikuti forum tersebut. Tetapi, dalam forum tersebut hanya dua mahasiswa yang diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan.

Terdapat empat tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa Fisip. Tuntutan yang pertama berkaitan dengan fasilitas. Mahasiswa angkatan 2014 di Fisip banyak yang belum mendapatkan buku Jati Diri Unsoed (JDU). Padahal JDU merupakan mata kuliah wajib, dan seharusnya buku tersebut dapat diterima mahasiswa. Masih berkaitan dengan fasilitas, mahasiswa terkena pungutan sejumlah uang untuk mengakses fasilitas-fasilitas di Unsoed, salah satunya adalah Gelanggang Olah Raga (GOR) Soesilo Soedarman sebesar Rp 150.000 per-harinya.

Tuntutan kedua berkaitan dengan anggaran pengadaan buku untuk Jurusan. Di fisip sendiri terdapat permasalahan anggaran jurusan yang tidak turun ke jurusan terkait pengadaan buku untuk perpustakaan. Untuk menutupi kebutuhan akan pengadaan buku perpustakaan, dosen ikut menutup kekurangan anggaran dalam pengadaan buku.

Tuntutan ketiga berkaitan dengan keterbukaan informasi. Dari praktek-praktek yang sudah terjadi, Persma seringkali dipersulit untuk mengakses data dari Rektorat. Bahkan data BOPTN 2014 belum diketahui jumlahnya.

Tuntutan keempat adalah tentang keringanan. Data yang berhasil dihimpun oleh mahasiswa, menunjukkan bahwa prosentase mahasiswa yang mengakses level satu UKT hanya sejumlah 1,9%. Padahal diatur dalam Pasal 4 ayat 1 dan 2 Permendikbud no 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal bahwa level 1 dan 2 minimal harus menampung kuota sebesar 5%. Artinya level 1 yang hanya menampung kuota 1,9% tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh Permendikbud. Mahasiswa menuntut supaya kuota 5 % harus dipenuhi dengan menarik level terdekat untuk masuk ke level satu. Selain itu level 6 dan 7 yang dialami oleh mahasiswa 2014 cacat secara hukum. Landasan yang digunakan oleh pejabat publik Unsoed adalah SK Rektor dengan point menimbang Permendikbud no 55 tahun 2013 yang hanya mengatur level 1 – 5. Penggunaan SK Rektor sebagai landasan penarikan biaya UKT terhadap mahasiswa 2014 cacat secara hukum karena seperti diatur dalam UU no 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bahwa untuk menarik UKT yang merupakan PNBP harus menggunakan landasan Undang-undang ataupun Peraturan Pemerintah. Artinya, penggunaan SK sebagai landasan untuk melakukan penarikan UKT adalah tidak sah. Mahasiswa menuntut untuk mengembalikan level UKT mahasiswa 2014 yang mendapat level 6 dan 7 untuk dikembalikan menjadi landasan hukum Permendikbud no 55 tahun 2013 yang mengatur level 1 – 5.
Foto : Dokumentasi LPM Solidaritas.
(Aksi disela-sela forum yang sedang berjalan)
Tuntutan mahasiswa tersebut diajukan kepada Rektor untuk diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan. Rektor tidak mau menandatangani tuntutan mahasiswa tersebut. Rektor mengatakan bahwa masalah yang harus diselesaikannya bukan masalah mahasiswa saja. Rektor sebagai pejabat publik yang seharusnya bertanggung jawab atas permasalahan yang dialami mahasiswa lapas tangan atas tanggung jawabnya. Bahwa senyatanya Rektor UNSOED, Ahamad Iqbal tidak mencerminkan sikap keilmiahan nya serta memiliki watak anti demokratis dengan cara menolak kerja sama mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan pokok mahasiswa UNSOED yaitu UKT. Kami dari Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed mengutuk dan mengecam tindakan rektor yang tidak mau bertanggung jawab atas permasalah mahasiswa.


Ketua Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed
Marsha Azka

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates