![]() |
| Foto : Dokumentasi P.M Achmad (Anggota FMN & LPM Pro Justitia) |
Pernyataan
Sikap Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed dalam Forum Sambung Rasa Rektorat
Kami
dari Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed menyatakan sikap mengutuk dan
mengecam atas tindakan Rektor Universitas Jendral Soedirman dalam forum Sambung
Rasa dengan Rektorat di Fakultas Ilmu Budaya. Forum yang bertemakan “Bersama
Membangun Unsoed Lebih Baik”, ternyata tidak melibatkan seluruh mahasiswa yang ingin
ikut dalam forum tersebut pada tanggal 14 November 2014 di FIB (Ruang B105).
Mahasiswa dibatasi hak demokratisnya untuk dapat menyuarakan
permasalahan-permasalahannya. Hal tersebut diserukan juga oleh Dekan FISIP
UNSOED melalui Surat Undangan, walupun pada akhirnya mahasiswa juga
diperbolehkan untuk mengikuti forum tersebut. Tetapi, dalam forum tersebut
hanya dua mahasiswa yang diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan.
Terdapat
empat tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa Fisip. Tuntutan yang pertama
berkaitan dengan fasilitas. Mahasiswa angkatan 2014 di Fisip banyak yang belum
mendapatkan buku Jati Diri Unsoed (JDU). Padahal JDU merupakan mata kuliah
wajib, dan seharusnya buku tersebut dapat diterima mahasiswa. Masih berkaitan
dengan fasilitas, mahasiswa terkena pungutan sejumlah uang untuk mengakses
fasilitas-fasilitas di Unsoed, salah satunya adalah Gelanggang Olah Raga (GOR)
Soesilo Soedarman sebesar Rp 150.000 per-harinya.
Tuntutan
kedua berkaitan dengan anggaran pengadaan buku untuk Jurusan. Di fisip sendiri
terdapat permasalahan anggaran jurusan yang tidak turun ke jurusan terkait
pengadaan buku untuk perpustakaan. Untuk menutupi kebutuhan akan pengadaan buku
perpustakaan, dosen ikut menutup kekurangan anggaran dalam pengadaan buku.
Tuntutan
ketiga berkaitan dengan keterbukaan informasi. Dari praktek-praktek yang sudah
terjadi, Persma seringkali dipersulit untuk mengakses data dari Rektorat.
Bahkan data BOPTN 2014 belum diketahui jumlahnya.
Tuntutan
keempat adalah tentang keringanan. Data yang berhasil dihimpun oleh mahasiswa,
menunjukkan bahwa prosentase mahasiswa yang mengakses level satu UKT hanya
sejumlah 1,9%. Padahal diatur dalam Pasal 4 ayat 1 dan 2 Permendikbud no 55
Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal bahwa level 1
dan 2 minimal harus menampung kuota sebesar 5%. Artinya level 1 yang hanya
menampung kuota 1,9% tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh Permendikbud.
Mahasiswa menuntut supaya kuota 5 % harus dipenuhi dengan menarik level
terdekat untuk masuk ke level satu. Selain itu level 6 dan 7 yang dialami oleh
mahasiswa 2014 cacat secara hukum. Landasan yang digunakan oleh pejabat publik
Unsoed adalah SK Rektor dengan point menimbang Permendikbud no 55 tahun 2013
yang hanya mengatur level 1 – 5. Penggunaan SK Rektor sebagai landasan
penarikan biaya UKT terhadap mahasiswa 2014 cacat secara hukum karena seperti
diatur dalam UU no 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
bahwa untuk menarik UKT yang merupakan PNBP harus menggunakan landasan
Undang-undang ataupun Peraturan Pemerintah. Artinya, penggunaan SK sebagai
landasan untuk melakukan penarikan UKT adalah tidak sah. Mahasiswa menuntut
untuk mengembalikan level UKT mahasiswa 2014 yang mendapat level 6 dan 7 untuk
dikembalikan menjadi landasan hukum Permendikbud no 55 tahun 2013 yang mengatur
level 1 – 5.
| Foto : Dokumentasi LPM Solidaritas. (Aksi disela-sela forum yang sedang berjalan) |
Tuntutan
mahasiswa tersebut diajukan kepada Rektor untuk diselesaikan dalam jangka waktu
yang ditentukan. Rektor tidak mau menandatangani tuntutan mahasiswa tersebut.
Rektor mengatakan bahwa masalah yang harus diselesaikannya bukan masalah
mahasiswa saja. Rektor sebagai pejabat publik yang seharusnya bertanggung jawab
atas permasalahan yang dialami mahasiswa lapas tangan atas tanggung jawabnya. Bahwa
senyatanya Rektor UNSOED, Ahamad Iqbal tidak mencerminkan sikap keilmiahan nya
serta memiliki watak anti demokratis dengan cara menolak kerja sama mahasiswa
untuk menyelesaikan permasalahan pokok mahasiswa UNSOED yaitu UKT. Kami dari
Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed mengutuk dan mengecam tindakan rektor
yang tidak mau bertanggung jawab atas permasalah mahasiswa.
Ketua
Front Mahasiswa Nasional Ranting Unsoed
Marsha Azka

Posting Komentar