Pada dasarnya setiap agama adalah baik, namun pada hal ini karena bertepatan dengan agenda ramadhan maka agama yang dijadikan pembahasan adalah agama Islam yang sedang berpuasa. Agama Islam pun juga mengajarkan untuk saling berbagi antar sesama umat manusia, karena pada sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, kita sebagai manusia telah dianjurkan untuk saling tolong menolong seperti apa yang diajarkan oleh agama Islam dan agama manapun. Salah satu bentuk dari saling tolong menolong itu adalah menyediakan ta'jil di masjid masjid tertentu untuk membantu rakyat yang pada dasarnya tidak berkecukupan dalam hal ekonomi / finansialnya agar dapat berbuka puasa. Walaupun disisi lain banyak manusia tertentu yang memanfaatkan kondisi saling tolong menolong tersebut dengan menginfiltrasikan dirinya menjadi sesosok yang taat beragama di masjid untuk mendapatkan ta'jil ayam goreng gratisan (saya pun terkadang juga menjadi sebagai salah satu pelaku tersebut kok, hehe). Namun, apakah itu hal yang buruk karena mengambil ta'jil ayam goreng dengan metode menyamar ala ninja ? Check this out.
Menurut Karl Marx dalam aliran filsafat materialisme historisnya, ia mengartikan bahwa hingga saat ini masalah yang terjadi di dunia ini merupakan hasil dari sebuah pergolakan perebutan-perebutan materi. Materi yang dimaksud adalah ekonomi. Marx menjelaskan bahwa ekonomi adalah akar masalah dari permasalahan manusia baik permasalahan sosial, politik, budaya, dan lainnya. Marx membagi pemikirannya menjadi 2 yaitu basis struktur dan supra struktur. Basis struktur ini merupakan dasar atau fundamen bagi suprastruktur. Basis struktur menurut Marx adalah ekonomi dan suprastruktur adalah politik, budaya, hukum, sosial, dll. Marx berpendapat bahwa ekonomi adalah dasar dari sub-sub sistem yang lainnya. Hal ini dapat diartikan bahwasanya ekonomi dapat membentuk subsistem yang lain karena ekonomi merupakan dasar dari subsistem yang lainnya. Oleh karena itu Marx mengakui bahwasanya perlu untuk mengabsenkan pentingnya sebuah gagasan dan kontribusinya terhadap sejarah.
Material yang ditekankan pada gagasan ini adalah produksi kebutuhan material manusia, yaitu cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan manusia untuk hidup termasuk makanan (ayam goreng ta'jil, hehe). Sikap material dari Marx juga mengakui bahwa segala sesuatu yang menjadi masalah segalanya berlandaskan oleh sesuatu yang fundamental yaitu ekonomi, Baik secara langsung maupun tidak langsung, ia memandang kekuasaan politik hanya menjadi kepentingan sebagai fungsi kekuasaan ekonomis.
Jika dikaitkan terhadap fenomena ta'jil gratis di masjid, konsepsi Marx tersebut merupakan hal yang sesuai dengan apa yang terjadi saat ini jika berangkat dari proses sejarah yang lalu. Indonesia memiliki sejarah yang cukup kelam bagi rakyatnya. Adanya proses monopoli alat produksi merupakan bentuk dari permasalahan ekonomi pada rakyat yang di bahas didalam gagasan Marx. Hal ini menimbulkan adanya kontradiksi pada klas klas sosial tepatnya pada pertentangan klas antara proletar (pekerja) dan borjuasi. Dampaknya dari monopoli alat produksi tersebut rakyat tidak bisa sepenuhnya mengakses hak-haknya sampai hal yang pokok yaitu makanan.
Semakin hari manusia pun semakin dijauhkan dengan alat produksinya sehingga logika-logika yang ditanamkan didalam tiap ide dari setiap manusia adalah logika konsumen pasar. Karena semuanya telah dimonopoli oleh sistem yang disebut kapitalisme, sehingga rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri termasuk hal makan perlu untuk merogoh kocek sehingga berakibat memunculkan logika, "saya tidak dapat makan, jika saya tidak punya uang." Logika tersebut telah mengalami kekeliruan yang fatal didalam masyarakat karena jika seorang yang tidak memiliki uang, ia tidak dapat makan, kelaparan, mati deh terus. Bahkan karena kondisi tersebut akhirnya banyak manusia yang rela berjalan mencari masjid yang menyiapkan ta'jil gratis dengan menu terbaiknya.
Sebagai konklusinya, perlu dipahami sepenuhnya bahwasanya masjid merupakan tempat ibadah sehingga niat dari tiap individu yang datang pun perlu jelas semata mata untuk beribadah, bukan hanya untuk mencari ta'jil ayam goreng saja. Didalam perihal permasalahan ekonomi terkhususnya adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar yaitu makan, kita perlu memperjuangkan hak-hak dasar rakyat sampai hal terkecil yaitu makan. Karena sejatinya, kita semua telah menjadi korban dari kejamnya kapitalisme yang secara perlahan telah mengisi pemikiran tiap manusia bahwa krisis seperti ini merupakan hal yang wajar. Logika "saya tidak dapat makan, jika saya tidak punya uang" itu harus di putar balikan menjadi sebagaimana mestinya yaitu "saya tidak dapat makan, jika saya tidak bekerja". Bukan bekerja untuk mencari uang, melainkan kita perlu untuk bekerja memproduksi sesuatu yang menjadi kebutuhan. Pertanyaannya, "apakah bisa memproduksi sesuatu jika alat produksinya di monopoli ?"
Jawaban kelas menengah ngehek : "Bisa kok asal punya uang"
Terus gimana dong nasib yang kere dan tidak punya uang ? Masa selalu menggantungkan hidupnya pada ta'jil gratisan di masjid ? Emang kamu tega ? :(
Oleh karena itu kita perlu secara bersama sama merebut kembali alat produksi yang telah di monopoli agar hidup masyarakat lebih sejahtera sehingga masjid dan tempat ibadah lainnya yang menyediakan ta'jil gratis dapat berjalan sebagaimana mestinya, sehingga ibadah yang dilakukan pun dapat khusyu' dan di terima oleh tuhan yang maha kuasa tanpa dihantui rasa lapar. Aamiin
Pengen makan ? Ya jangan rampasin tanah rakyat terus dong buat bertani. Pengen Indonesianya maju ? Ya makanya biaya pendidikannya di gratiskan dong hingga perguruan tinggi.
Anglingdarma

Posting Komentar