BREAKING NEWS

Minggu, Agustus 23, 2015

Mengutuk dan Mengecam Pemukulan Petani di Urut Sewu oleh Kodam IV Diponegoro !



Aksi massa oleh Komite Aksi untuk Solidaritas Urut Sewu pada 23 Agustus 2015 di Auditorium Graha Widyatama, Unsoed, Purwokerto. Aksi dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban Ganjar Pranowo atas pemukulan petani Urut Sewu oleh TNI


Salam Demokrasi !

            Pada 22 Agustus 2015, sebuah tindakan biadab dan tidak berperi kemanusiaan telah ditunjukkan oleh Kodam IV Diponegoro terhadap para petani di desa Urut Sewu. Tindakan fasis tersebut dilakukan saat warga Urut Sewu melakukan aksi damai untuk menolak pemagaran lahan petani oleh militer. Aksi damai tersebut disambut pihak TNI dengan memperdengarkan musik dangdut melalui sound system yang besar. Saat kepala Desa Wiromartan, Widodo Sunu Nugroho sedang melakukan orasi, tiba-tiba sekelompok TNI menghampiri kumpulan massa aksi dan memukuli Kades Sunu secara membabi buta. Pemukulan tersebut mengakibatkan kepala Kades Sunu bocor dan mengalami retak di bagian tangannya. Massa aksi juga tercerai berai akibat pukulan brutal tongkat militer. Tindakan keji militer tersebut mengakibatkan 4 orang luka-luka dan belasan warga lainnya luka ringan. Tindakan fasis ini jelas-jelas merupakan tindakan anti-demokrasi yang dilakukan oleh Kodim 0709 Kebumen. Selain merampas tanah rakyat, TNI juga merampas hak-hak demokratis rakyat untuk menyampaikan pendapat.

Dibawah rejim Jokowi-JK, tindakan-tindakan fasisme terus mengancam kehidupan rakyat. Penembakan petani, penangkapan aktivis, pemukulan massa aksi, hingga intimidasi terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) mencatat, selama pemerintahan Jokowi-JK, setidaknya 89 orang petani ditangkap dan 52 orang diantaranya dikriminalisasikan, 29 orang mengalami kekerasan, dan 3 orang meninggal, ini belum termasuk penyerangan di kampung pulo dan Kebumen. Bahkan kedepan, besar kemungkinan tindakan fasisme akan semakin meluas untuk memperlancar agenda penanaman investasi dan pembangunan infrastruktur yang jelas-jelas berdampak pada perampasan tanah rakyat secara besar-besaran.

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak memiliki itikad untuk mengusut tuntas dan mengadili para tentara dari Kodam IV Diponegoro yang melakukan tindakan pemukulan. Ketika ditemui 23 Agustus 2015 di Purwokerto oleh Komite Aksi Untuk Solidaritas Urut Sewu, Ganjar Pranowo hanya merasa “menyesal” terhadap tindakan kekerasan ini tanpa ada upaya pengusutan. Hal ini membuktikan bahwa rejim Jokowi-JK beserta seluruh jajarannya, termasuk Ganjar Pranowo merupakan rejim yang anti-demokrasi !

Untuk itu, kami dari pimpinan cabang FMN Purwokerto menyatakan : Mengutuk dan mengecam tindakan fasis Kodam IV Diponegoro terhadap petani di Urut Sewu ! Berikut adalah tuntutan yang kami sampaikan :

1.   Menuntut Kodam IV Diponegoro untuk menghentikan tindakan kekerasan kepada petani di Urut Sewu
2.  Menuntut Kodam IV Diponegoro untuk menghentikan pemagaran lahan di Urut Sewu
3.  Menuntut Ganjar Pranowo untuk mengusut dan mengadili kasus pemukulan Kodam IV Diponegoro terhadap petani Urut Sewu
4.   Hentikan kriminalisasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap rakyat Indonesia
5.   Hentikan perampasan upah, tanah, dan kerja rakyat Indonesia
6.   Tegakkan reforma agraria sejati di Indonesia

Demikian pernyataan sikap kami

Jayalah perjuangan massa !

Salam Demokrasi !

Ketua Cabang
Front Mahasiswa Nasional Purwokerto



Fachrurrozi Hanafi

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates