Salam Demokrasi !
Pada 22 Agustus 2015, sebuah
tindakan biadab dan tidak berperi kemanusiaan telah ditunjukkan oleh Kodam IV Diponegoro terhadap para petani di desa Urut Sewu. Tindakan fasis tersebut
dilakukan saat warga Urut Sewu melakukan aksi damai untuk menolak
pemagaran lahan petani oleh militer. Aksi damai tersebut disambut pihak TNI
dengan memperdengarkan musik dangdut melalui sound system yang besar. Saat kepala Desa Wiromartan, Widodo Sunu Nugroho sedang melakukan orasi, tiba-tiba sekelompok TNI
menghampiri kumpulan massa aksi dan memukuli Kades Sunu secara membabi buta.
Pemukulan tersebut mengakibatkan kepala Kades Sunu bocor dan mengalami retak di
bagian tangannya. Massa aksi juga tercerai berai akibat pukulan brutal tongkat
militer. Tindakan keji militer tersebut mengakibatkan 4 orang luka-luka dan
belasan warga lainnya luka ringan. Tindakan fasis ini jelas-jelas merupakan
tindakan anti-demokrasi yang dilakukan oleh Kodim 0709 Kebumen. Selain merampas
tanah rakyat, TNI juga merampas hak-hak demokratis rakyat untuk menyampaikan
pendapat.
Dibawah
rejim Jokowi-JK, tindakan-tindakan fasisme terus mengancam kehidupan rakyat.
Penembakan petani, penangkapan aktivis, pemukulan massa aksi, hingga intimidasi
terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Aliansi Gerakan Reforma Agraria
(AGRA) mencatat, selama pemerintahan Jokowi-JK,
setidaknya 89 orang petani ditangkap dan 52 orang diantaranya
dikriminalisasikan, 29 orang mengalami kekerasan, dan 3 orang meninggal, ini
belum termasuk penyerangan di kampung pulo dan Kebumen. Bahkan kedepan,
besar kemungkinan tindakan fasisme akan semakin meluas untuk memperlancar
agenda penanaman investasi dan pembangunan infrastruktur yang jelas-jelas
berdampak pada perampasan tanah rakyat secara besar-besaran.
Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak memiliki itikad untuk mengusut tuntas dan mengadili para tentara dari Kodam IV Diponegoro yang melakukan tindakan pemukulan. Ketika ditemui 23 Agustus 2015
di Purwokerto oleh Komite Aksi Untuk Solidaritas Urut Sewu, Ganjar Pranowo
hanya merasa “menyesal” terhadap tindakan kekerasan ini tanpa ada upaya
pengusutan. Hal ini membuktikan bahwa rejim Jokowi-JK beserta seluruh
jajarannya, termasuk Ganjar Pranowo merupakan rejim yang anti-demokrasi !
Untuk itu, kami dari pimpinan cabang FMN Purwokerto menyatakan
: Mengutuk dan mengecam tindakan fasis
Kodam IV Diponegoro terhadap petani di Urut Sewu ! Berikut adalah tuntutan
yang kami sampaikan :
1. Menuntut Kodam IV Diponegoro untuk menghentikan tindakan kekerasan kepada petani di Urut Sewu
2. Menuntut Kodam IV Diponegoro untuk menghentikan pemagaran lahan di Urut Sewu
3. Menuntut Ganjar
Pranowo untuk mengusut dan mengadili kasus pemukulan Kodam IV Diponegoro terhadap petani Urut Sewu
4. Hentikan
kriminalisasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap rakyat Indonesia
5. Hentikan
perampasan upah, tanah, dan kerja rakyat Indonesia
6. Tegakkan reforma
agraria sejati di Indonesia
Demikian
pernyataan sikap kami
Jayalah
perjuangan massa !
Salam Demokrasi !
Ketua Cabang
Front Mahasiswa Nasional Purwokerto
Fachrurrozi Hanafi

Posting Komentar