Oleh : Marsha Azka (Sosiologi 2011)
(Pimpinan Departement Administrasi dan Keuangan FMN Ranting Unsoed)
Selamat datang teman-teman mahasiswa baru angkatan 2013. Teman-teman kini sudah memasuki ruang baru, yaitu perguruan tinggi. Status teman-teman kini adalah “mahasiswa”. Perjuangan teman-teman selama sembilan tahun tidak sia-sia. Setelah melewati proses 6 tahun SD, 3 tahun SMP, dan 3 tahun SMA/SMK akhirnya teman-teman kini mampu mengakses pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Unsoed.
Pernahkah terbayangkan di benak teman-teman, apa itu mahasiswa? Oke, coba kita cek di KBBI. Menurut KBBI, mahasiswa adalah “orang yang belajar di perguruan tinggi”. Jadi bisa kita simpulkan, bahwa kewajiban mahasiswa (versi KBBI) adalah belajar menimba ilmu di perguruan tinggi yang teman-teman masuki. Lantas, apakah belajar hanya akan kita lakukan di dalam ruang perkuliahan? Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari di luar ruang perkuliahan? Untuk apa kita belajar? Tentunya salah satu tuntutan yang ada di pundak kita adalah belajar untuk mendapatkan nilai yang baik dan menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Namun, hal tersebut bukan merupakan satu-satunya tujuan kita belajar. Sedikit mengutip dari tokoh pendidikan asal Brazil, Paulo Freire, “pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia”. Jadi, kita belajar tujuannya adalah untuk membongkar realitas, menemukan celah-celah “ketidakmanusiaan” pada realitas, untuk kemudian kita rombak agar realitas tersebut menjadi “manusiawi”.
Mungkin teman-teman sedikit kebingungan, realitas apakah yang disebut tidak manusiawi. Oke, kita ambil contoh permasalahan yang paling dekat dengan kita sebagai mahasiswa. Yaitu permasalahan akses untuk mengenyam bangku pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Kita ambil contoh kasus; UNSOED sebuah universitas di kota kecil di kabupaten Banyumas menerapkan biaya paling murah Rp. 2.400.000,00 per semesternya dengan UMR daerah banyumas yang hanya sekitar Rp 800.000,00. Dengan nominal UMR yang hanya sebesar itu bagaimana mungkin kalangan menengah bawah dapat menikmati pendidikan tinggi, yang mana uang tersebut hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, apalagi pendapatan masyarakat banyumas juga banyak sekali yang berada dibawah angka tersebut. Padahal jika menilik kembali pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap Warga Negara Berhak Mendapat Pendidikan” seharusnya pendidikan dapat diakses dan dinikmati oleh setiap warga negara tanpa peduli dari kalangan,etnis,kelas atau apapun itu.
Kita baru saja membuka mata, melihat bahwa realitas pendidikan di Indonesia ternyata belum bisa diakses oleh seluruh kalangan. Walaupun sedikit, baru saja kita belajar melihat bahwa realitas “tidak manusiawi” nyata ada di masyarakat. Maka, apa yang seharusnya kita lakukan setelah mempelajari itu semua? Jawabannya adalah berorganisasi. Muncul pertanyaan lagi, untuk apakah berorganisasi? Bukankah tugas utama kita sebagai mahasiswa adalah belajar? Yaa, memang benar tugas utama kita adalah belajar. Akan tetapi kita butuh ruang aktivitas diluar ruang kuliah. Dalam ruang organisasi, kita akan mendapatkan ilmu yang belum tentu didapatkan di ruang kuliah. Selain itu, dengan berorganisasi kita akan memiliki banyak teman. Dengan banyaknya teman, maka kita akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang ingin kita capai. Tentunya adalah tujuan bersama. Jadi, dengan berorganisasi, apa yang sudah kita pelajari dapat kita praktekan bersama-sama dalam ruang organisasi.
Setelah belajar dan berorganisasi, yang harus kita lakukan adalah berjuang. Berjuang disini dapat diartikan sebagai wujud pengabdian kita dari apa yang kita pelajari. Berjuang adalah ruang lain untuk kita menguji ilmu yang telah kita dapatkan. Tentu saja dalam berjuang kita tidak bergerak sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, sebelum berjuang perlu kiranya kita untuk berorganisasi. Perjuangan teman-teman secara berama-sama dapat kita lihat dari aksi-aksi penolakan akan biaya kuliah mahal. Seperti sudah kita pelajari sebelumnya, ternyata biaya kuliah yang ditarik oleh Unsoed masih mencekik kelas menengah ke bawah. Oleh sebab itu, pernah terjadi aksi yang dilakukan oleh kurang lebih 4.000 mahasiswa Unsoed menolak mahalnya biaya kuliah. Aksi tersebut terjadi pada tanggal 12 Desember 2012, atau dikenal dengan occupy rektorat 12-12-12.
Oh, ternyata begitu ya peran mahasiswa. Kita perlu belajar untuk membaca realitas sosial. Lalu, kita perlu berorganisasi untuk mendapatkan teman-teman. Dengan teman-teman yang banyak kita mampu untuk mewujudkan kebutuhan kita. Setelahnya yang harus kita lakukan adalah berjuang. Berjuang adalah tindakan nyata kita dari apa yang telah kita pelajari dan berorganisasi. Oke begitu teman-teman. Sekarang teman-teman sudah menyandang predikat mahasiswa. Selamat belajar, berorganisasi, dan berjuang. Salam Demokrasi.
Wujudkan Pendidikan yang Ilmiah, Murah, dan Mengabdi Kepada Rakyat !!!
http://lifecolor.c-cc.co/soeara-massa-wIG1fg6z.html

Posting Komentar