BREAKING NEWS

Senin, Mei 27, 2013

Gerakan Massa Demokratis Nasional





Oleh
Fachrurrozi Hanafi
(Departemen Organisasi FMN Ranting Unsoed)
 

           
Gerak sejarah tak pernah terlepas dari gerakan massa. Kekuatan massa memiliki andil yang besar dalam sebuah perubahan sosial. Massa merupakan sekumpulan individu yang memiliki kepentingan yang sama, ia merupakan tenaga produktif yang tak henti-hentinya mencipta dan menulis sejarah. Dari Commune Paris, hingga berdirinya Republik Rakyat China. Dari revolusi 1945 Indonesia hingga Occupy Wallstreet, semua adalah buah keringat dari beribu-ribu massa – laki-laki dan perempuan - yang menceburkan diri dalam lautan perlawanan di seluruh dunia.

Sejarah telah memberikan pelajaran, bahwa perubahan-perubahan yang terjadi adalah karya massa. Seorang Che Guevara tidak akan mungkin membebaskan Kuba tanpa adanya massa. Seorang Mao Tze Tung bukanlah apa-apa bila tidak bersama massa. Semua perjuangan terhadap penindasan di seluruh dunia dilakukan oleh massa itu sendiri. Hingga kini, gelora perjuangan massa terus berkobar di seluruh dunia. Oleh karena itu, posisi massa dalam perjuangan tidak boleh kita anggap remeh sampai kapanpun.

Perjuangan massa di setiap daerah tentu saja berbeda sesuai dengan kondisi objektif suatu daerah. Suatu daerah bisa saja melakukan perjuangan massa bersenjata untuk melawan penindasan. Namun di daerah lain, gerakan massa bisa saja hanya sebatas menggunakan demonstrasi (aksi massa) tanpa dilengkapi senjata. Untuk itu, dalam melakukan gerakan massa, tentu saja kita harus mengetahui kondisi objektif suatu daerah terlebih dahulu, untuk menentukan strategi gerakan massa.

Di Indonesia, gerakan massa menjadi sangat penting di tengah dominasi imperialisme dan feodalisme yang masih kokoh berdiri. Imperialisme dan feodalisme membuat jutaan rakyat masih hidup dalam kesengsaraan. Hal ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan pemerintah di berbagai sektor yang tidak berpihak kepada rakyat. Rezim juga berdalih telah menciptakan ruang parlemen yang seolah-olah “demokratis”. Ruang “demokratis” itu banyak diisi oleh para penguasa, tuan tanah, dan klas penguasa lainnya yang terbukti hingga hari ini tidak bisa mensejahterakan rakyat. Oleh karena itu, rakyat sebagai pihak yang tertindas perlu melakukan perlawanan dengan gerakan massa untuk membebaskan diri mereka sendiri, bukannya bergantung pada wakil rakyat yang tak kunjung menyejahterakan mereka. Lalu, bagaimana strategi gerakan massa di Indonesia?

Dalam kondisi hari ini, kita tidak bisa gegabah dalam menentukan perjuangan massa. Kita tidak bisa serta merta melakukan perlawanan dengan spontan, serampangan, dan tidak terorganisir begitu saja. Gerakan yang bersifat reaksioner tersebut bisa berakibat fatal, karena mudah dipukul mundur atau dihancurkan oleh rezim dan kaki tangannya. Gerakan massa juga tidak bisa sembarangan dalam menentukan tuntutan. Hal ini dapat menjadikan perjuangan massa menjadi bias kepentingan dan tidak terarah. Oleh karena itu, perlu suatu gerakan massa dengan metode yang tepat, terorganisir dan memiliki tuntutan yang jelas atas kontradiksi pokok massa rakyat di Indonesia.

Gerakan massa yang tepat untuk kondisi Indonesia hari ini adalah gerakan massa demokratis nasional. Gerakan massa demokratis nasional adalah gerakan  pembebasan nasional dari imperialisme dan feodalisme. Gerakan ini menyatukan semua golongan tertindas di dalam satu front yang tepat. Mulai dari kaum buruh, kaum tani, kaum miskin kota, dan pemuda mahasiswa, semua bergerak dibawah pimpinan klas buruh sebagai klas termaju, untuk menuntut hak-hak demokratik di bidang ekonomi, politik, dan kebudayaan. Hal ini ditujukan untuk menghancurkan imperialisme dan feodalisme yang telah merampas hak-hak demokratik kaum tertindas.

Untuk memperjuangkan hak-hak demokratik, gerakan massa demokratis nasional memiliki strategi tersendiri. Pertama, legal democratic, yaitu perjuangan massa untuk menuntut hak-hak demokratik secara legal. Jika perjuangan massa tidak memperhatikan rambu-rambu hukum yang ada, maka gerakan massa akan mudah dihancurkan rezim penguasa atas nama legalitas hukum. Hal ini tentu bisa membahayakan keberlangsungan gerakan massa di tengah rezim boneka yang reaksioner. Walaupun tetap berada dalam koridor hukum, namun gerakan massa masih tetap bisa melakukan kerja-kerja massa yang bertujuan untuk menyadarkan, membangkitkan dan menggerakkan massa yang lebih luas untuk bersiap melakukan perlawanan yang lebih besar secara terus menerus.

Strategi selanjutnya adalah defensive active. Artinya, perjuangan massa berada dalam tahap penuntutan hak-hak demokratik secara legal, dan terus aktif memblejeti kebijakan-kebijakan rezim anti rakyat. Perjuangan kita belumlah sampai pada tahap offensive active, yaitu kondisi di mana massa rakyat siap berhadapan langsung dengan rezim untuk merebut kekuasaan dan mengubah tatanan yang ada. Jika kita terburu-buru menggunakan taktik offensive active, tentu saja rezim dengan mudah menurunkan bala tentaranya untuk menggempur habis gerakan massa yang belum sepenuhnya kuat ini. Strategi defensive active ini dapat kita manfaatkan untuk terus memperbesar gerakan dan memperkuat front rakyat di berbagai sektor. Untuk itu, perjuangan-perjuangan reformis untuk sementara dapat menjadi pilihan. Hal  ini semata-mata untuk meningkatkan kesadaran massa untuk menjadi lebih progresif. Namun, kita juga harus mewaspadai hal ini, jangan sampai gerakan massa menjadi puas dengan tuntutan reformis saja, karena hal ini tidaklah menyelesaikan masalah di Indonesia yang merupakan negara setengah jajahan dan setengah feudal (SJSF). Kita juga harus mempersiapkan dan mengusahakan agar nantinya tuntutan massa menjadi revolusioner di kemudian hari. Semua strategi ini dilakukan semata-mata untuk mempersiapkan massa yang lebih maju, dan siap untuk melakukan perlawanan terhadap penindasan.
Gerakan massa demokratis nasional ini tentu saja tidak dapat dilakukan tanpa prinsip yang tepat. Gerakan ini harus berpegang teguh pada prinsip garis massa. Perjuangan ini hanya dapat kita lakukan bila kita berada di tengah massa, mendengarkan massa, percaya kepada massa, dan terus meningkatkan kesadaran massa, hingga massa bisa bergerak melakukan perlawanan. Oleh karena itu, Investigasi Sosial dan Analisis Kelas (ISAK) harus dilakukan secara komprehensif agar kita dapat menentukan dengan tepat kontradiksi pokok dan pola gerakan yang berada dalam koridor legal democratic  dan defensive active.

Kini, gerakan massa sedang bergelora di seluruh dunia. Kita sebagai bagian dari massa, tidak bisa tinggal diam melihat penindasan yang terjadi. Maka, dengan strategi yang tepat, marilah kita gelorakan perjuangan massa dan berjuang bersama massa rakyat di berbagai belahan dunia untuk membebaskan dunia dari penindasan.

Salam Demokrasi !

Share this:

2 komentar :

  1. @Ahsan Jayalah perjuangan rakjat!!! kawan ahsan darimana ya?

    BalasHapus

 
Back To Top
Copyright © 2018 Soeara Massa. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates